Senin, 26 Januari 2009

WAKTU

Mukaddimah
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Munafiqun (63) : 9-11
9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
10. dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
11. dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

I. Bukti Islam menghargai waktu
1. Islam memerintahkan untuk mengambil pelajaran dari waktu

2. Media untuk mengingat nikmat Allah

3. Waktu adalah amanah dari Allah SWT
“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya dan jelek amalnya”

4. Ibadah dikaitkan dengan waktu
- Waktu sholat, QS. Annisa (4) : 103
103. Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

- Puasa, QS. Al-Baqoroh (2) : 185
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

- Haji, QS. Al-BAqoroh (2) : 197
197. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi[122], Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats[123], berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

[122] Ialah bulan Syawal, Zulkaidah dan Zulhijjah.
[123] Rafats artinya mengeluarkan Perkataan yang menimbulkan berahi yang tidak senonoh atau bersetubuh.
[124] Maksud bekal takwa di sini ialah bekal yang cukup agar dapat memelihara diri dari perbuatan hina atau minta-minta selama perjalanan haji.

II. Kewajiban kita terhadap waktu
1. Memelihara manfaat waktu

2. Tidak menyia-nyiakan
Ali bin Abi Thalib mengatakan : “Waktu bagaikan pedang, apabila tidak digunakan dengan baik maka akan menebas kita”
Sesuatu yang patut kita sesalkan adalah ketika jatah umur berkurang dan amal tidak bertambah

3. Mengisi kekosongan
Dua nikmat yang dapat membuat binasa dan tertipu adalah sehat dan waktu yang kosong

4. Berlomba-lomba dalam kebajikan

5. Belajar dari perjalanan hari demi hari untuk muhasabah
QS. Al-hasyr (59) : 18
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

6. Mengatur waktu
Waktu untuk ibadah
Waktu untuk tafakur
Waktu untuk muhasabah
Waktu untuk mencari rizki
sehingga terpenuhi kebutuhan jasmani dan rohani

7. Tiap waktu ada aktivitas tertentu
Empat waktu yang dimiliki oleh manusia :
a. Waktu nikmat dengan bersyukur
QS. Ibrahim (14) : 7
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

b. Waktu susah – bersabar
QS. Al-Baqoroh (2) : 155-156
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].

[101] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

c. Waktu takut – memohon
QS. Al-Baqoroh (2) : 186
186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

d. Waktu berbuat maksiat – segera istighfar
QS. Az-Zumar (39) : 53
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[1314] Dalam hubungan ini Lihat surat An Nisa ayat 48.

KUNCI SURGA
a. Budayakan salam
b. Banyak berbagi
c. Sambungkan silaturrahim
d. Bangun malam untuk sholat ketika manusia sedang tidur, waktu-waktunya :
- waktu utama pukul ………… sd 10 malam
- waktu lebih utama, pukul 10 sd 01 dinihari
- waktu paling utama pukul 01 sd shubuh

Dua bencana waktu :
1. Lalai, QS Al-‘Araf (07) : 179
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

2. Menunda-nunda pekerjaan

Amalan yang bernilai ibadah :
- Niat ikhlas
- Sesuai syar’i

Muadz bin Jabal

Tatkala Rasulullah mengambil bai'at dari orang-orang Anshar pada perjanjian Aqabah yang kedua, diantara para utusan yang terdiri atas 70 orang itu terdapat seorang anak muda dengan wajah berseri, pandangan menarik dan gigi putih berkilat serta memikat perhatian dengan sikap dan ketenangannya. Dan jika bicara maka orang yang melihat akan tambah terpesona karenanya . . . .!Nah, itulah dia Mu'adz bin Jabal r.a . . . . .Dan kalau begitu, maka ia adalah seorang tokoh dari kalangan anshar yang ikut bai'at pada perjanjian Aqabah kedua, hingga termasuk Ashshabiqul Awwalun, golongan yang pertama masuk Islam. Dan orang yang lebih dulu masuk Islam dengan keimanan serta keyakinannya seperti demikian, mustahil tidak akan turut bersama Rasulullah dalam setiap perjuangan. Maka demikianlah halnya Mu'adz . . . .Tetapi kelebihannya yang paling menonjol dan keitstimewaannnya yang utama ialah fiqih atau keahliannya dalam soal hukum. Keahliannya dalam fiqih dan ilmu pengetahuan ini mencapai taraf yang menyebabkannya berhak menerima pujian dari Rasulullah SAW dengan sabdanya : "Ummatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu'adz bin Jabal."Dalam kecerdasan otak dan keberaniannya mengemukakan pendapat, Mu'adz hampir sama dengan Umar bin Khattab. Ketika Rasulullah SAW hendak mengirimnya ke Yaman, lebih dulu ditanyainya :"Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, hai Mu'adz?", tanya Rasulullah SAW."Kitabullah", ujar Mu'adz."Bagaimana jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?", tanya Rasulullah pula."Saya putus dengan Sunnah Rasul", ujar Mu'adz."Jika tidak kamu temui dalam Sunnah Rasulullah?", tanya Rasulullah pula."Saya pergunakan fikiranku untuk berijtihad, dan saya takkan berlaku sia-sia", ujar Mu'adz.Maka berseri-serilah wajah Rasulullah SAW, sabdanya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah sebagai yang diridhai oleh Rasulullah . . ."Maka kecintaan Mu'adz terhadap Kitabullah dan Sunnah Rasulullah tidak menutup pintu untuk mengikuti buah fikirannya, dan tidak menjadi penghalang bagi akalnya untuk memahami kebenaran-kebenaran dahsyat yang masih tersembunyi yang menunggu usaha orang yang akan menghadapi dan menyingkapnya. Dan mungkin kemampuan untuk berijtihad dan keberanian menggunakan otak dan kecerdasan inilah yang menyebabkan Mu'adz berhasil mencapai kekayaan dalam ilmu fiqih, mengatasi teman dan saudara-saudaranya hingga dinyatakan oleh Rasulullah sebagai "orang yang paling tahu tentang yang halal dan yang haram". Dan cerita-cerita sejarah melukiskan dirinya bagaimana adanya, yakni sebagai otak yang cermat dan jadi penyuluh serta dapat memutuskan persoalan dengan sebaik-baiknya . . . .Di bawah ini kita muat cerita tentang A'idzullah bin Abdillah yakni ketika pada suatu hari di awal pemerintahan Khalifah Umar, ia masuk mesjid bersama beberapa orang shahabat, katanya:"Maka duduklah saya pada suatu majlis yang dihadiri oleh tiga puluh orang lebih, masing-masing menyebutkan sebuah hadits yang mereka terima dari Rasulullah SAW. Pada halaqah atau lingkaran itu ada seorang anak muda yang amat tampan . . . . hitam manis warna kulitnya, bersih, manis tutur katanya dan termuda usianya di antara mereka. Jika pada mereka terdapat keraguan tentang suatu hadits, mereka tanyakan kepada anak muda itu yang segera memberikan fatwanya, dan ia tak hendak berbicara kecuali bila diminta . . . . Dantatkala majlis itu berakhir, saya dekati anak muda itu dan saya tanyakan siapa namanya, ujarnya: Saya adalah Mu'adz bin Jabal."Shahar bin Hausyab tidak ketinggalan memberikan ulasan, katanya:"Bila para shahabat berbicara sedang di antara mereka hadir Mu'adz bin Jabal, tentulah mereka akan sama meminta pendapatnya karena kewibawaannya . . . .!"Dan Amirul Mu'minin Umar r.a. sendiri sering meminta pendapat dan buah fikirannya. Bahkan dalam salah satu peristiwa di mana ia memanfaatkan pendapat dan keahliannya dalam hukum, Umar pernah berkata: "Kalau tidaklah berkat Mu'adz bin Jabal, akan celakalah Umar!"Dan ternyata Mu'adz memiliki otak yang terlatih baik dan logika yang menawan serta memuaskan lawan, yang mengalir dengan tenang dan cermat. Dan di mana saja kita jumpai namanya - di celah-celah riwayat dan sejarah, kita dapati ia sebagi yang selalu menjadi pusat lingkaran. Di mana ia duduk selalulah dilingkungi oleh manusia.Ia seorang pendiam, tak hendak bicara kecuali atas permintaan hadirin. Dan jika mereka berbeda pendapat dalam suatu hal, mereka pulangkan kepada Mu'adz untuk memutuskannya. Maka jika ia telah buaka suara, adalah ia sebagimana dilukiskan oleh salah seorang yang mengenalnya: "Seolah-olah dari mulutnya keluar cahaya dan mutiara . . . .". Dan kedudukan yang tinggi di bidang pengetahuan ini serta penghormatan Kaum Muslimin kepadanya, baik selagi Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat, dicapai Mu'adz sewaktu ia masih muda. Ia meninggal dunia di masa pemerintahan Umar, sedang usianya belum 33 tahun . . . .!Mu'adz adalah seorang yang murah tangan, lapang hati dan tinggi budi. Tidak suatupun yang diminta kepadanya, kecuali akan diberinya secara berlimpah dan dengan hati yang ikhlas. Sungguh kemurahan Mu'adz telah menghabiskan semua hartanya.Ketika Rasulullah SAW wafat, Mu'adz masih berada di Yaman, yakni semenjak ia dikirim Nabi ke sana untuk membimbing Kaum Muslimin dan mengajari mereka tentang seluk-seluk Agama.Di masa pemerintahan Abu Bakar, Mu'adz kembali ke Yaman, Umar tahu bahwa Mu'adz telah menjadi seorang yang kaya raya, maka diusulkan Umar r.a kepada khalifah agar kekayaannya itu dibagi dua. Tanpa menunggu jawaban Abu Bakar, Umar segera pergi ke rumah Mu'adz dan mengemukakan masalah tersebut.Mu'adz adalah seorang yang bersih tangan dan suci hati. Dan seandainya sekarang ia telah menjadi kaya raya, maka kekayaan itu diperolehnya secara halal, tidak pernah diperolehnya secara dosa bahkan juga tak hendak menerima barang yang syubhat. Oleh sebab itu usul Umar ditolaknya dan alasan yang dikemukakannya dipatahkannya dengan alasan pula . . . . Umar berpaling meninggalkannya.Pagi-pagi keesokan harinya Mu'adz pergi ke rumah Umar. Demi sampai di sana, Umar dirangkul dan dipeluknya, sementara air mata mengalir mendahului perkataannya, seraya berkata:"Malam tadi saya bermimpi masuk kolam yang penuh dengan air, hingga saya cemas akan tenggelam. Untunglah anda datang, hai Umar dan menyelamatkan saya . . . . !"Kemudian bersama-sama mereka datang kepada Abu Bakar r.a, dan Mu'adz meminta kepada khalifah untuk mengambil seperdua hartanya. "Tidak satupun yang akan saya ambil darimu", ujar Abu Bakar r.a. "Sekarang harta itu telah halal dan jadi harta yang baik", kata Umar menghadapkan pembicaraannya kepada Mu'adz. Andai diketahuinya bahwa Mu'adz memperoleh harta itu dari jalan yang tidak sah, maka tidak satu dirham pun Abu Bakar yang shaleh itu akan menyisakan baginya. Namun Umar tidak pula berbuat salah dengan melemparkan tuduhan atau menaruh dugaan yang bukan-bukan terhadap Mu'adz. Hanya saja masa itu adalah mas gemilang, penuh dengan tokoh-tokoh utama yang berpacu mencapai puncak keutamaan. Di antara mereka ada yang berjalan secara santai, tak ubah bagi burung yang terbang berputar-putar, ada yang berlari cepat, dan ada pula yang berlari lambat, namun semua berada dalam kafilah yang sama menuju kepada kebaikan.Mu'adz pindah ke Syria, di mana ia tinggal bersama penduduk dan orang yang berkunjung ke sana sebagi guru dan ahli hukum. Dan tatkala Abu Ubaidah - amir atau gubernur militer di sana - serta shahabat karib Mu'adz meninggal dunia, ia diangkat oleh Amirul Mu'minin Umar sebagai penggantinya di Syria. Tetapi hanya beberapa bulan saja ia memegan jabatan itu, ia dipanggil Allah untuk menghadap-Nya dalam keadaan tunduk dan menyerahkan diri.Umar r.a. berkata: "Sekiranya saya mengangkat Mu'adz sebagai pengganti, lalu ditanya oleh Allah kenapa saya mengangkatnya, maka akan saya jawab: Saya dengar Nabi-Mu bersabda: Bila ulama menghadap Allah Azza wa Jalla, pastilah Mu'adz akan berada di antara mereka . . . . !"Mengangkat sebagai pengganti yang dimaksud Umar di sisi ialah penggantinya sebagi khalifah bagi seluruh Kaum Muslimin, bukan kepala sesuatu negeri atau wilayah. Sebelum menghembuskan nafasnya yang akhir, Umar pernah ditanyai orang: "Bagaimana jika anda tetapkan pengganti anda?" artinya anda pilih sendiri orang yang akan menjadi khalifah itu, lalu kami bai'at dan menyetujuinya . . . .? Maka ujar Umar: "Seandainya Mu'adz bin Jabal masih hidup, tentu saya angkat ia sebagi khalifah, dan kemudian bila saya menghadap Allah Azza wa Jalla dan ditanya tentang pengangkatannya: Siapa yang kamu angkat menjadi pemimpin bagi ummat manusia, maka akan saya jawab: Saya angkat Mu'adz bin Jabal setelah mendengar Nabi bersabda: Mu'adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di hari qiamat."Pada suatu hari Rasulullah SAW, bersabda: "Hai Mu'adz! Demi Allah saya sungguh sayang kepadamu. Maka jangan lupa setiap habis shalat mengucapkan: Ya Allah, bantulah daku untuk selalu ingat dan syukur serta beribadat dengan ikhlas kepada-Mu."Tepat sekali: "Ya Allah, bantulah daku . . . !"Rasulullah SAW selalu mendesak manusia untuk memahami makna yang agung ini yang maksudnya ialah bahwa tiada daya maupun upaya, dan tiada bantuan maupun pertolongan kecuali dengan pertolongan dan daya dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar . . . .Mu'adz mengerti dan memahami ajaran tersebut dan telah menerapkannya secara tepat . . . . Pada suatu pagi Rasulullah bertemu dengan Mu'adz, maka tanyanya: "Bagaimana keadaanmu di pagi hari ini, hai Mu'adz?""Di pagi hari ini aku benar-benar telah beriman, ya Rasulullah," ujar Mu'adz"Setiap kebenaran ada hakikatnya," ujar Nabi pula, "maka apakah hakikat keimananmu?"Ujar Mu'adz: "Setiap berada di pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi. Dan tiada satu langkah pun yang kulangkahkan, kecuali aku menyangka tiada akan diiringi dengan langkah lainnya. Dan seolah-olah kesaksian setiap ummat jatuh berlutut, dipanggil melihat buku catatannya. Dan seolah-olah kusaksikan penduduk surga menikmati kesenangan surga. Sedang penduduk neraka menderita siksa dalam neraka."Maka sabda Rasulullah SAW : "Memang, kamu mengetahuinya, maka pegang teguhlah jangan dilepaskan!"Benar dan tidak salah. Mu'adz telah menyerahkan seluruh jiwa raga dan nasibnya kepada Allah, hingga tidak suatu pun yang tampak olehnya hanyalah Dia. Tepat sekali gambaran yang diberikan Ibnu Mas'ud tentang kepribadiannya. katanya:"Mu'adz adalah seorang hamba yang tunduk kepada Allah dan berpegang teguh kepada Agama-Nya. Dan kami menganggap Mu'adz serupa dengan Nabi Ibrahim a.s . . . ."Mu'adz bin Jabal r.a senantiasa menyeru manusia untuk mencapai ilmu dan berdzikir kepada Allah. Diserunya mereka untuk mencari ilmu yang benar lagi bermanfaat, dan katanya: "Waspadalah akan tergelincirnya orang yang berilmu! Dan kenalilah kebenaran itu dengan kebenaran pula, karena kebenaran itu mempunyai cahaya"Menurut Mu'adz, ibadat itu hendaklah dilakukan dengan cermat dan jangan berlebihan. Pada suatu hari salah seorang Muslim meminta kepadanya agar diberi pelajaran. "Apakah anda sedia mematuhinya bila saya ajarkan?" tanya Mu'adz"Sungguh, saya amat berharap akan mentaati anda!" ujar orang itu. Maka kata Mu'adz kepadanya: "Shaum dan berbukalah, Lakukanlah shalat dan tidurlah, Berusahalah mencari nafkah dan janganlah berbuat dosa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam beragama Islam, Serta jauhilah do'a dari orang yang teraniaya."Menurut Mu'adz, ilmu itu ialah mengenal dan beramal, katanya: "Pelajarilah segala ilmu yang kalian sukai, tetapi Allah tidak akan memberi kalian manfaat dengan ilmu itu sebelum kalian mengamalkannya lebih dulu."Baginya iman dan dzikir kepada Allah ialah selalu siap siaga demi kebesaran-Nya dan pengawasan yang tak putus-putus terhadap kegiatan jiwa. Berkata Al-Aswad bin Hilal: "Kami berjalan bersama Mu'adz, maka katanya kepada kami; Marilah kita duduk sebentar meresapi iman . . . .!"Mungkin sikap dan pendiriannya itu terdorang oleh sikap jiwa dan fikiran yang tiada mau diam dan bergejolak sesuai dengan pendiriannya yang pernah ia kemukakan kepada Rasulullah, bahwa tiada satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali timbul sangkaan bahwa ia tidak akan mengikutinya lagi dengan langkah berikutnya. Hal itu ialah karena tenggelamnya dalam mengingat-ingat Allah dan kesibukannya dalam menganalisa dan mengoreksi dirinya.Sekarang tibalah ajalnya, Mu'adz dipanggil menghadap Allah . . . Dan dalam sakarat maut, muncullah dari bawah sadarnya hakikat segala yang bernyawa ini, dan seandainya ia dapat berbicara akan mengalirlah dari lisannya kata-kata yang dapat menyimpulkan urusan dan kehidupannya . . . .Dan pada saat-saat itu Mu'adz pun mengucapkan perkataan yang menyingkapkan dirinya sebagai seorang Mu'min besar. Sambil matanya menatap ke arah langit, Mu'adz munajat kepada Allah yang Maha Pengasih, katanya: "Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku mengharapkan-Mu. Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku tidaklah mencintai dunia demi untuk mengalirkan air sungai atau menanam kayu-kayuan, tetapi hanyalah untuk menutup haus dikala panas, dan menghadapi saat-saat yang gawat, serta untuk menambah ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaatan."Lalu diulurkanlah tangannya seolah-olah hendak bersalaman dengan maut, dan dalam keberangkatannya ke alam ghaib masih sempat ia mengatakan:"Selamat datang wahai maut . . .Kekasih tiba di saat diperlukan . . . "Dan nyawa Mu'adz pun melayanglah menghadap Allah SWT. . .Kita semua kepunyaan Allah SWT . . .Dan kepada-Nya kita kembali . . .

PAGI YANG HANGAT

Pagi-pagi, di depan komputer. Diskusi hangat seputar fatwa haram golput berakhir dengan kesimpulan agar fatwa tersebut dapat disosialisasikan dengan menjelaskan dasar-dasar naqliah keluarnya fatwa tersebut.
Terkait golput, ini merupakan fenomena yang bisa menurunkan legitimasi pemerintahan yang akan dipilih nanti. Apalagi setelah ada ajakan dari orang-orang yang telah kecewa dengan pemerintahan sekarang. Setelah beberapa kali pemilihan, mereka melihat tidak ada perubahan yang berarti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam peningkatan kesejahteraan. Fatwa MUI tersebut lahir untuk melawan wacana ajakan golput tersebut.
Sebelumnya, aku sudah terlibat dalam diskusi hangat tentang sepakbola terutama liga Inggris yang dianggap sebagai liga terbaik di dunia. Mungkin anggapan tersebut tidak salah karena siaran pertandingan liga tersebut, khususnya pertandingan tim-tim terbaik, hanya dapat disaksikan melalui siaran TV berbayar. Kebetulan dalam rombongan kami ada tiga orang yang menjagokan tim yang berbeda dari liga tersebut. Aku sendiri menjagokan Liverpool, tim kota kelompok The Beatles. Kekagumanku pada tim ini berawal ketika menyaksikan tim tersebut bertanding dalam final liga champion tahun 1985 melawan juventus Italia. Pertandingan tersebut berakhir dengan tragedi tewasnya sekitar 85 orang penonton akibat kerusuhan yang diakibatkan oleh brutalisme pendukung Liverpool. Akibat kejadian tersebut, tim-tim Inggris divonis tidak boleh mengikuti seluruh kejuaraan eropa selama beberapa tahun. Walau akhirnya kalah, penampilan Liverpool, dengan gaya umumnya tim-tim Inggris – Kick and Run, membuatku kagum. Usiaku waktu itu sekitar 12 tahun. Aku tidak ingat nama-nama pemain yang ada di situ, namun yang aku tahu mereka adalah tim juara. Belakangan tim itu dihuni oleh nama-nama seperti John Barnes, Ian Rush, Michael Owen, Robbie Fowler, dsb. Sayangnya sudah hampir 15 tahun tim tersebut tidak lagi pernah juara di tingkat lokal, satu kali di liga champion Eropa.
Ketika liga-liga dunia periode 2008/2009 mulai bergulir, ada sedikit harapan juara bagi Liverpool karena permainan yang konsisten dan memimpin liga di awal musim. Namun memasuki putaran kedua, penampilannya mulai menurun sehingga terpuruk di urutan kedua bahkan ketiga.
Kehangatan pagi tentu saja dimulai dari rumah. Bangun pagi, shubuh berjama’ah di masjid, bercengkrama ditemani hangatnya kopi, kecup anak isteri, berdo’a untuk mereka, pamit kerja dengan muka cerah dan salam mesra. Ingatkah kita akan ayat al-Qur’an yang bertanya “Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?”. Pagi yang indah, udara yang sejuk, isteri yang shalihah, anak-anak yang cerdas dan sehat, kopi/teh hangat, tidakkah cukup itu sebagai bukti kecintaan Allah kepada kita? Lalu kenapa kita selalu ingkar akan ajaranNya? Masihkah kita akan berburuk sangka ketika mendapat ujian berupa musibah sementara nikmatNya tidak ada yang sanggup menghitung?

TERNYATA……….

Pagi di depan Pangrango Plaza Bogor, di dalam mobil jemputan, menunggu seorang teman. Seorang anggota CPM berdiri di tengah jalan depan gerbang Kebon Raya Bogor.
Tangannya melambai-lambai memberikan isyarat agar mobil melaju atau melambat bahkan berhenti. Beberapa mobil masuk ke gerbang Kebun Raya melalui jalur yang sebenarnya terlarang. Tidak ada polisi di sana. Kami langsung mengira ada acara yang diadakan oleh salah satu lembaga militer.

Tiba-tiba ada bunyi rem mendadak dari sebuah kijang lama. Di depannya, sebuah angkot juga melakukan hal yang sama. Sebuah mobil yang akan mengikuti acara, kebablasan sehingga harus ngerem mendadak untuk belok kanan. Mungkin awalnya dia akan melakukan hal yang benar dengan berputar dulu, karena melihat ada tentara yang berjaga di situ maka ia pun mendadak belok kanan tanpa mempedulikan kendaraan di belakangnya. Seenaknya sendiri, kalangan tentara, tidak peduli keselamatan orang lain, melanggar aturan, tidak ada yang berani melarang. Itulah sedikit gambaran kehidupan di negeri ini. Masih dimiliki oleh sekelompok orang.

Ada juga berita tentang pemukulan seorang tentara berpakaian preman yang menumpang kereta api tanpa membayar. Sering juga kita saksikan tentara naik kendaraan umum tanpa membayar.

Pemilihan pemimpin bangsa ini juga masih didominasi oleh paduan militer, artinya militer tidak bisa dipisahkan dari kehidupan negeri ini. Setelah lebih dari tiga puluh tahun dipimpin oleh seorang militer, militerisme begitu kuat mencengkeram sendi kehidupan bangsa ini, mungkin itulah salah satu pengaruh peran sospol yang pernah dicanangkan oleh para pendahulu bangsa yang didominasi oleh kalangan militer. Pengaruh Soekarno yang sipil sama sekali dihancurkan tanpa jejak. Maka tak ayal, begitu banyak dugaan akan peran militer dalam coupe terhadap pemerintahan Soekarno.

Setelah era Soeharto, beberapa saat negeri ini dipimpin oleh kalangan sipil dan dianggap tidak berhasil. Ketika SBY yang militer maju dalam pemilihan presiden, secara otomatis mendapat dukungan dari banyak kalangan dengan kombinasi sipil-militer.

Sampai saat ini, militer dari angkatan manapun masih merasa sebagai kalangan kelas satu sampai lima di negeri ini, yang lain kelas enam ke atas. Gaya premanisme, backing perusahaan, menjadi komisaris di perusahaan-perusahaan, dll. Mungkin rakyat negeri ini harus masih bersabar mendapatkan hak yang sama akan kemakmuran dan kekayaan negeri ini. Memang tidak hanya militer, etnis tertentu, kalangan berduit, pejabat gila harta, wakil rakyat silau dunia, adalah bentuk lain penjajahan terhadap perikehidupan bangsa ini.

Ternyata…belum ada perubahan yang berarti setelah sepuluh tahun reformasi…..maka bersabarlah…!!!!

HIDUP BAHAGIA TANPA RIBA

Ayat-ayat tentang Riba
QS. Al-Baqarah (2) : 275
- Hukuman para pelaku riba antara lain, berdiri pada hari kiamat seperti orang yang kesurupan/kerasukan setan lantaran tekanan penyakit gila
- Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
- Pelaku riba diancam dengan api neraka (juga terdapat dalam QS. Ali Imran (3) : 130-131

QS. Al-Baqarah (2) : 276
- Allah tidak memberikan berkah pada harta hasil riba dan akan memusnahkannya serta membinasakannya
QS. Ar-Rumm (30) : 39
- Riba hanya menambah pada sisi manusia tetapi tidak pada sisi Allah SWT

QS. Al-Baqarah (2) : 278-279
- Allah dan RasulNya akan memerangi para pelaku riba

QS. Al-Baqarah (2) : 281
- Allah mengancam para pelaku riba akan hisab pada hari kiamat yang pasti kedatangannya dan kepastian perjumpaan hamba dengan tuhannya.

Hadits-Hadits Rasulullah SAW tentang Riba
1. Riba menyebabkan pelakunya mengalami kehancuran dan kebinasaan di dunia dan akhirat (Hadits Muttafaqun alaih)
2. Satu dirham riba lebih parah dari 36 kali zina (HR. Imam Ahmad dan ath Thabrani, Shahihul Jami’ juz 1 nomer hadits 3375)
3. Allah melaknat yang memakan riba, yang memberi makan dengannya, saksinya dan penulisnya (semua yang terlibat dalam proses riba) (HR. Muslim)
4. Riba akan mendatangkan adzab Allah (HR. ath Thabrani, al-Hakim dan hadits ini ada di Shahihul Jami al-Albani juz 1 hadits no. 679)
5. Pintu riba yang paling ringan seperti menzinahi ibunya (Hadits ini ada di Shahihul Jami al-Albani juz 1 no. 3541)
6. Riba meskipun hasil dzahirnya banyak namun akibatnya akan menjadi sedikit (HR. al-Hakim, Shahihul Jami al-Albani juz 1 no. 3542). Bersesuaian dengan firman Allah Ta’ala dalam QS. 2 : 276
7. Pelaku riba akan diceburkan ke sungai darah (HR. al-Bukhari)
8. Riba sama dengan syirik yang mempunyai tujuh puluhan pintu (HR. al-Bazzar, dan Ibnu Majjah, Shahihut Targhib karya al-Albani, juz 2 no. 1852)
9. Munculnya riba merupakan salah satu tanda akan datangnya kiamat disamping perzinaan dan khamar (HR. ath-Thabrani, Shahihut Targhib wat Tarhib no. 1861)
10. Riba merupakan salah satu dosa yang menghalangi dari ampunan Allah (HR. ath-Thabrani, Shahihut Targhib wat Tarhib no. 1862). Hadits ini mengisyaratkan begitu besarnya dosa riba, namun ini tetap dapat diampuni kalau pelakunya bertaubat sesuai dengan Kitabullah dan as-Sunnah
11. Pelaku riba akan diubah rupanya menjadi kera atau babi (Shahih at-Targhib no. 1864)
12. Rasulullah menghapuskan dan menolak riba dengan meletakkannya di bawah telapak kakinya dan merupakan perbuatan jahiliyah (HR. Muslim no. 1218, bab haji)

RIBA DAN HUTANG

Riba merupakan penyebab terjadinya hutang bagi para pemakai jasa ribawi. Beberapa hadits menyebutkan bahwa hutang akan menyebabkan tergantungnya seorang akan pengampunan dosa dari Allah SWT. Dan penyebab tersebut merupakan hutang yang syar’I, maka akan lebih fatal akibatnya atas hutang yang didapat melalui proses ribawi.

Para ulama sepakat bahwa riba adalah haram, bunga bank atau lainnya adalah haram. Yang menghalalkan riba telah jadi kafir, yang melakukannya telah melakukan dosa besar, ia fasiq dan berani memerangi Allah dan RasulNya. Kecil atau besar bunga merupakan riba yang diharamkan.

Haram hukumnya bagi seseorang untuk mendengar dan menaati suruhan untuk bermaksiat kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Juga sejalan dengan QS. An-Nisa (4) : 59 dan QS. Al-Maidah (5) : 44-50.

Pada realita saat ini, tidak ada keadaan darurat untuk melakukan riba. Makan roti dengan minyak dan tinggal di gubug reot lebih baik daripada makan madu dan tinggal di rumah mewah tetapi haram.

Diantara bahaya riba adalah :

- Pelakunya diperangi Allah dan RasulNya
- Dihapuskannya barakah dalam harta, jiwa, isteri dan anak-anak
- Menyebabkan tenggelam dalam hutang
- Terhalang dari ketenangan jiwa
- Tertimpa penyakit jiwa akibat dari kegelisahan
- Kesedihan dan memakan harta dengan cara bathil
- Mendapatkan murka dari Allah
- Menyebabkan terjangkit penyakit hati
- Pelakunya terbiasa mempunyai sifat dusta, bersiasat, bakhil, menipu dan mendatangkan kekafiran

Sedangkan fatwa MUI dengan gambling menyebutkan bahwa bunga yang selama ini dipraktekkan oleh bank-bank konvensional ataupun lembaga-lembaga keuangan lainnya termasuk dalam kategori praktek riba dalam pengertian syar’i yang diharamkan. Lihat fatwa MUI nomor 1 tahun 2004 tentang Bunga (Interest/Fa’idah)