Senin, 26 Januari 2009

WAKTU

Mukaddimah
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Munafiqun (63) : 9-11
9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
10. dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
11. dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

I. Bukti Islam menghargai waktu
1. Islam memerintahkan untuk mengambil pelajaran dari waktu

2. Media untuk mengingat nikmat Allah

3. Waktu adalah amanah dari Allah SWT
“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya dan jelek amalnya”

4. Ibadah dikaitkan dengan waktu
- Waktu sholat, QS. Annisa (4) : 103
103. Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

- Puasa, QS. Al-Baqoroh (2) : 185
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

- Haji, QS. Al-BAqoroh (2) : 197
197. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi[122], Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats[123], berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

[122] Ialah bulan Syawal, Zulkaidah dan Zulhijjah.
[123] Rafats artinya mengeluarkan Perkataan yang menimbulkan berahi yang tidak senonoh atau bersetubuh.
[124] Maksud bekal takwa di sini ialah bekal yang cukup agar dapat memelihara diri dari perbuatan hina atau minta-minta selama perjalanan haji.

II. Kewajiban kita terhadap waktu
1. Memelihara manfaat waktu

2. Tidak menyia-nyiakan
Ali bin Abi Thalib mengatakan : “Waktu bagaikan pedang, apabila tidak digunakan dengan baik maka akan menebas kita”
Sesuatu yang patut kita sesalkan adalah ketika jatah umur berkurang dan amal tidak bertambah

3. Mengisi kekosongan
Dua nikmat yang dapat membuat binasa dan tertipu adalah sehat dan waktu yang kosong

4. Berlomba-lomba dalam kebajikan

5. Belajar dari perjalanan hari demi hari untuk muhasabah
QS. Al-hasyr (59) : 18
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

6. Mengatur waktu
Waktu untuk ibadah
Waktu untuk tafakur
Waktu untuk muhasabah
Waktu untuk mencari rizki
sehingga terpenuhi kebutuhan jasmani dan rohani

7. Tiap waktu ada aktivitas tertentu
Empat waktu yang dimiliki oleh manusia :
a. Waktu nikmat dengan bersyukur
QS. Ibrahim (14) : 7
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

b. Waktu susah – bersabar
QS. Al-Baqoroh (2) : 155-156
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].

[101] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

c. Waktu takut – memohon
QS. Al-Baqoroh (2) : 186
186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

d. Waktu berbuat maksiat – segera istighfar
QS. Az-Zumar (39) : 53
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[1314] Dalam hubungan ini Lihat surat An Nisa ayat 48.

KUNCI SURGA
a. Budayakan salam
b. Banyak berbagi
c. Sambungkan silaturrahim
d. Bangun malam untuk sholat ketika manusia sedang tidur, waktu-waktunya :
- waktu utama pukul ………… sd 10 malam
- waktu lebih utama, pukul 10 sd 01 dinihari
- waktu paling utama pukul 01 sd shubuh

Dua bencana waktu :
1. Lalai, QS Al-‘Araf (07) : 179
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

2. Menunda-nunda pekerjaan

Amalan yang bernilai ibadah :
- Niat ikhlas
- Sesuai syar’i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar